Jalan-Jalan di Kota Brussels Belgia
- Jeri Wongiyanto
- Apr 16, 2019
- 3 min read
Menikmati Romantisme Grand Place Hingga 2 Jam Keliling Eropa

Alunan saxophone, dari musisi jalanan yang meniup tembang Forever in Love milik Kenny G, seakan menghipnotis yang mendengarnya. Atmosfir romantisme pun menyebar. Beberapa pasang kekasih terlihat sangat menikmati, berpelukan bahkan berciuman, seakan saling menghangatkan diri, apalagi sore itu suhu udara 11 derajat di kawasan Grand Place, alun alun kota Brussels.
Romantisme inilah yang terlihat di kawasan alun-alun kota Grand Place, Brussels Belgia. Town Hall yang dikeliling bangunan-bangunan kuno dengan menara yang menjulang tinggi membuat UNESCO mengakuinya sebagai warisan dunia. Letaknya cukup tersembunyi dan berada di tengah pasar. Menuju Grand Place, kita harus menyusuri jalan-jalan yang berputar dan gang-gang kecil yang dipenuhi dengan toko sovenir, cokelat dan wafel.
Saat memasuki kawasan Town Hall dan Grand Place ratusan turis sudah ramai berdatangan. Konon kawasan ini sudah ada sejak tahun 1402 dan menjadi pusat pemerintahan. Gedung tertinggi di kawasan ini merupakan Balaikota, selebihnya adalah museum, restauran dan cafe-cafe. Yang terkenal di Grand Place dan menjadi ikon negara Belgia adalah adanya patung bocah nakal yang sedang kencing dijuluki “Manneken Pis”. Bentuk patungnya tidak besar, tingginya hanya sekitar 70 cm letaknya pun berada di dalam gang sempit.
Ada empat bangunan yang membetuk bujur sangkar, di tengahnya terdapat lapangan luas dimana kita bisa duduk bebas sambil menikmati pemandangan dengan klasik yang indah dan megah. Sebagian besar dari turis berselfie ria dengan latar belakang bangunan dari abad ke 17, dimana gaya arsitekturnya sangat menawan menandakan tentang tingkat kehidupan sosial masa itu.
Karena Belgia merupakan negara dengan bentuk pemerintahan kerajaan, kesan vintage ala kerajaan zaman dulu sangat kental terasa, apalagi melihat patrung dan ornamen-ornamen yang menjadi penghias gedung. Kita akan berdecak kagum dan akan mengatakan keren berkali-kali saat menginjakkan kaki di tempat ini.
Dalam sejarahnya yang dikutip dari beberapa sumber, Grand Place ternyata mencatat banyak kejadian dan peristiwa penting yang terjadi di sini. Pada tahun 1523, dua martir penentang reformasi Hendrik Voes dan Jan Van Essen dibakar oleh inkuisisi, tahun 1523 tokoh pemicu kemerdekaan Belanda Egmont dan Hoorn juga dipenggal di sini dan tahun 1695 selama perang liga Augsbourg, sebagian besar rumah di Grand Place hancur terbakar saat di bom oleh tentara Perancis yang dipimpin Marshal De Velleroy. Tak heran kemudian jika alun alun kota Brussels dikelilingi gedung-gedung tua yang bersejarah.
Karena alun-alun ini merupakan tempat yang paling ramai dikunjungi turis, kawasan ini juga menjadi pusat penjualan oleh-oleh khas Brussels. Di sepanjang jalan dan gang terdapat toko-toko sovenir, juga coklat dan Wafle Belgia yang terkenal di dunia,
2 Jam Jalan Kaki Keliling Eropa

Mungkinkah bisa keliling Eropa selama dua jam dengan berjalan kaki?? Tentu bisa jika Anda berkunjung ke Mini Europa. Terletak di kaki musium raksasa Atomium. Anda akan merasakan pengalaman seru dan unik. Di sini kita bisa berjalan di tengah miniatur bangunan-bangunan terkenal di Eropa dan suasana khas kota-kota paling di indah di benua Eropa.
Kalau di Indonesia mungkin, kita akan membandingkan dengan Taman Mini Indonesia Indah yang tentu jauh lebih nyata dan indah, Di Mini Eropa, semua bangunan dibuat dalam bentuk mini. Namun, uniknya, kita bisa berjalan mengelilingi 28 negara Eropa. Ada menara Big Ben di jantung kota London, pesona kota Venesia, mengikuti Thalys dari Paris ke ujung Prancis dengan menara Eifel yang menjulang, letusan gunung Vesuvius, jatuhnya tembok Berlin, aksi manusia melawan banteng Seville, menara Pisa, dan banyak lagi bangunan monumental. Jumlahnya ada 350 miniatur di sini. Yang menarik juga ada miniatur lautan lengkap dengan tambang minyak lepas pantai, pelabuhan serta kapal-kapal laut dan nelayan. Semuanya dilengkapi dengan multimedia interaktif.
Tempat wisata yang selalu ramai dikunjungi turis ini menjual tiket antara 15-20 Euro (sekitar Rp 250.000 di hari biasa, atau Rp 350.000 pada weekend dan hari libur). Di bangun pada tahun 1987 dengan skala replika 1/25. Pembangunan ini melibatkan banyak sejarawan, seniman dan arsitek. Pemilihan bangunan berdasarkan seleksi nilai sejarah, simbol, sosial budaya dan arsitektur bangunan. Bangunan yang dibuat pun memperhatikan detil dan kemiripan dengan aslinya. Itu sebabnya saat berjalan menyusuri tempat ini kita akan merasa menjadi raksasa yang berada di tengah negara-negara Eropa.. Berfoto selfie di sini, tentu akan menjadi keunikan tersendiri, ***
Penulis dan fotografer Jeri Wongiyanto
Comentarios