TRIPLE TREATH
- Jeri Wongiyanto
- Apr 5, 2019
- 2 min read
Aksi Seru Tiga Jagoan Asia

Oleh Jeri Wongiyanto
Pecinta dan Pengamat Film
APA jadinya jika tiga bintang laga Asia dipertemukan dalam satu film? Jawabannya Anda dapat saksikan dalam film “Triple Threat” yang penuh aksi. Iko Uwais bintang Indonesia yang sudah mendunia lewat film “Mile 22” dipasangkan dengan aktor Thailand Tony Jaa (“Fast and Furious 7”) dan bintang Hongkong Tiger Chan (“Man of Thai Chi”).
Film ini merupakan hasil kerjasama Thailand, Hongkong dan Amerika, memakai rumah produksi Aurora Alliance Films, SC Films Thailand Co, Hamilton Entertainment dan Kungfuman Culture Media, disutradarai oleh Jesse V. Johnson dan skenarionya ditulis oleh Joey O Byran, Paul Staheli.
Film ini makin seru dengan kemunculan sejumlah aktor Hollywood yang juga sudah punya nama di antaranya, Scott Adkins Adkins, Michael Bisping, dan Michael Jai White. Semuanya dipertemukan dalam satu frame yang mendebarkan.
Cerita dibuka ketika sekelompok tentara bayaran menyerang markas gembong narkoba dari Indonesia di sebuah hutan negara kecil bernama Maha Jaya. Tujuannya membebaskan pimpinan mereka Collins (Scott Adkins) yang ditawan. Dua tentara bayaran lokal bernama Paya dan Long Fei, tidak menyangka misi mereka justru membebaskan tawanan teroris.
Dalam penyerbuan ini mengakibatkan tewasnya istri Jaka (Iko Uwais) salah satu anak buah gembong yang akhirnya selamat.
Jaka kemudian mencoba membalas dendamnya pada Paya dan Long Fei, namun kalah dalam sebuah pertarungan. Hingga kemudian akhirnya sadar bahwa mereka telah diperalat dan menjadi korban Collins dan anak buahnya.
Suatu kejadian kemudian mempertemukan mereka dengan Xian (Celina Jade) seorang putri milyuner yang nyawanya sedang terancam, karena warisan ayahnya akan disumbangkan untuk para penegak hukum dalam menumpas kejahatan. Tentu saja niat ini mengundang para kriminal untuk membunuhnya, termasuk Collins. Mau tidak mau mereka harus menyelamatkan Xian, sekaligus bertarung mati-matian dengan pasukan Collins. Akankah mereka berhasil?.
Sepanjang film, penonton akan disajikan adegan-adegan laga mulai dari baku tembak, kejar-kejaran hingga perkelahian tangan kosong yang brutal dan seru. Film ini benar-benar dipenuhi aksi laga, hingga sutradara kemudian lupa mengeksplorasi skenarionya lebih dalam lagi.
Ceritanya terasa mentah, dan memaksa. Skenarionya menjadi hambar seperti tanpa tujuan. Untungnya ketiga aktor laga ini bermain bagus. Walaupun mendapat porsi yang seimbang, tentu harus ada yang lebih menonjol.
Tony Jaa sebagai aktor utama dengan kemampuan beladiri Muay Thai nya tampil garang dalam banyak adegan aksi, Tiger Chan seperti biasa juga memukau dengan jurus-jurus kungfu dan tai chi. Sementara Iko Uwais yang justru kurang menampilkan jurus-jurus silat yang biasa dimainkan di film-film sebelumnya. Selain aksi bela diri ia juga banyak menggunakan senjata api. Tapi, perannya dalam film ini sangat menentukan sebagai benang merah kisahnya.
Yang menarik, dalam film berbahasa Inggris ini, Iko justru banyak berbahasa Indonesia. Bagi para penggemar aksi laga, yang rindu dengan film-film laga Asia atau Hongkong, tentu tak akan melewatkan film ini begitu saja. Sebagai hiburan film ini tetap asyik dinikmati. (*)
Comments