MALEFICENT: The Mistress of Evil
- Christian Ananta
- Oct 28, 2019
- 2 min read
Menyulut Kemarahan Sang Ratu Kegelapan

Oleh Jeri Wongiyanto
Pecinta dan Pengamat Film
MALEFICENT di dunia dongeng Disney adalah sosok ratu penyihir yang jahat. Saking jahatnya ia tega mengutuk putrinya sendiri bernama Aurora selamanya dengan jarum pemintal benang. Kutukan akan hilang ketika Aurora menemukan cinta sejatinya Itulah kisah “Maleficent” (2014).
Disney pun melanjutkan kisah ini di film terbaru “Maleficent: The Mistress of Evil” dimana kisah bergulir saat Putri Aurora hidup berbahagia dengan Maleficent. Cerita dibuka ketika Pangeran Philip (Harris Dickinson) melamar Aurora (Ella Fanning) dan ingin memboyongnya ke Istana Ulstead.
Hal ini membuat Maleficent sangat gusar. Negeri Moses yang dipimpin Aurora memang sejak lama bermusuhan dengan negeri asal Pangeran Philips. Namun, Aurora terus merayu Ibunya agar mau datang pada undangan makan malam dengan Raja dan Ratu Ingrith Demi sang anak, Maleficent terpaksa memenuhi undangan tersebut.
Namun, tak disangka, sambutan Ratu Ingrith (Michelle Pfeiffer) dengan omongan miringnya, menyulut kemarahan Maleficent. Saat yang bersamaan ia juga dituduh telah mengutuk Raja hingga tertidur. Maleficent murka dan marah hingga meninggalkan Aurora.
Maleficent 2 ini, mempunyai cerita yang kuat walaupun sangat sederhana, mengangkat tema seperti sekuel pertama, yaitu hubungan antara ibu dan anak. Konflik yang disajikan pun tentang hadirnya orang ketiga yang berhasil memecahkan hubungan Aurora dan Ibu angkatnya.
Sebagai sutradara Joachim Ronning berhasil mengembangkan dongeng Aurora menjadi cerita baru yang indah dan menyentuh. Skenarionya digarap keroyokan oleh Linda Wooldverton, Jez Butterowrth, Micah Fitzerman-Blue, dan Noah Harpster.
Sebagai produser merangkap pemeran Maleficent, Angelina Jolie bermain gemilang. Karakter Maleficent sangat melekat pada dirinya. Di sekuel pertama saja ia tampil mengagumkan, apalagi di seri kedua ini, penampilannya memukau dan mampu memberi pesona yang mendalam bagi penonton. Riasan wajah, hingga busana yang dikenakan, membuat kagum penonton.
Seperti film Disney yang lain, film ini juga bertabur banyak karakter unik. Tak hanya manusia, ada banyak makhluk peri yang tampil, selain 3 peri pendamping Aurora, banyak peri berukuran mini yang lucu dan menggemaskan. Yang tak kalah mengagumkan adalah kaum fey, manusia bersayap dengan negeri dalam goanya yang menakjubkan dan memanjakan mata.
Kaum Fey ini berwujud seperti Maleficent, namun hidup mereka terisolasi, karena ulah manusia yang suka memburu dan merusak alam. Kehidupan mereka justru menyatu dan bersinergi dengan alam. Sungguh sebuah sajian layar lebar yang begitu mempesona.
Adegan peperangan kaum fly dan manusia yang menjadi klimaks film, digarap dengan begitu seru, menegangkan, apik dan keren. Akankah Pangeran Philip dan Aurora dapat melangsung pernikahan mereka di tengah konflk dan peperangan. Sayang jika Anda dan keluarga melewatkan film ini begitu saja. (*)
Comments