top of page
  • Google+ Social Icon
  • Twitter Social Icon
  • LinkedIn Social Icon
  • Facebook Social Icon

JOHN WICK 3

  • Writer: Christian Ananta
    Christian Ananta
  • May 24, 2019
  • 2 min read

Aksi Sadis, Gila Sekaligus Mempesona

Oleh Jeri Wongiyanto

Pecinta dan Pengamat Film


FILM “John Wick 3”, adalah film aksi yang paling dinanti penggemar film laga. Dua sekuel sebelumnya sangat sukses meraih box office. Sebagai pembunuh bayaran, aksi Keanu Reeves berlanjut di sekuel ke tiga ini. Dalam kisah John Wick 2, John telah melakukan pelanggaran aturan organisasi pembunuh bayaran, ia telah membunuh di Hotel Continental yang merupakan tempat netral. Akibatnya John Wick menjadi target yang paling dicari. Imbalan membunuh John, sangat besar yaitu 14 juta dolar US. Bagaimana John menyelamatkan dirinya sendiri dari banyaknya pembunuh yang mengincarnya?


Masih disutradarai Chad Stahelski yang juga menangani dua film John Wick sebelumnya, film ini tetap menjadi film aksi yang gila, sadis namun digarap begitu indah dan mempesona. Adegan-adegan aksi kejar-kejaran, perkelahian tangan kosong, pedang, pisau hingga baku tembak dengan senjata tajam yang berdarah-darah ditampilkan begitu memikat dan memanjakan mata. Seni bela diri yang indah juga ditampilkan dengan menawan.


Setting Kota New York menjadi set yang menarik menyaksikan bagaimana John Wick dapat bertahan hidup. Hiruk pikuk kota yang penuh warna, menjadi tempat yang luas bagi John berlari dari kejaran para pembunuh yang sadis dan ganas. Banyak adegan aksi yang menjadi kejutan dan mengundang decak kagum, tak terpikirkan adegan adegan ini bisa ada di film ini. Ditambah dengan pergerakan kamera yang dinamis, menjadikan film ini enak ditonton.


Rentetan adegan perkelahian dari berbagai ras atau suku bangsa yang mengincar John Wick menjadi tontonan yang seru dan menegangkan. Tak sedikit penonton yang meringis seperti ikut merasakan hantaman atau sayatan Saat berhadapan dengan geng pembunuh Asia, suasana berubah menjadi seperti layaknya film Hongkong, begitu pula saat John menghadapi para gangster Timur Tengah suasana padang pasir menghias layar.


Tampilnya aktor aktris ngetop menjadi warna tersendiri dalam film ini. Ada Halle Berry sebagai Sofia, yang tampil bringas dan ganas bersama dua anjing peliharaannya. Juga ada Anjelica Hudson yang mencuri perhatian sebagai ahli balet dan gulat. Tak ketinggalan pula aktor Hongkong Tiger Chan. Musuh utama dalam film ini adalah aktor laga gaek 90-an, Mark Dacascos, walau sudah kelihatan tua, penampilannya masih meyakinkan. Seni bela diri capoeira dari Brazil yang menjadi andalannya tetap menjadi sajian menarik.


Yang tak kalah menarik adalah tampilnya aktor Indonesia Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman, yang berperan sebagai anak buah Mark Dacascos. Di film ini mendapat porsi yang terhormat, tak sekedar menjadi tempelan. Keduanya punya peran penting dari awal hingga akhir film. Seni pencak silat, bahasa Indonesia bahkan pisau karambit dari Minangkabau juga ditampilkan.


Meski plot ceritanya kurang kuat, dibanding sekuel sebelumnya, film ini tetap asyik dinikmati. Untungnya penulis naskah Derek Kolstad, Shay Hatten, Chris Collins, March Abrams berhasil membuat konflik yang cukup kuat dan logis. Endingnya pun dibuat tidak terduga. Jangan sampai film ini terlewatkan begitu saja. (*)

Comments


SIGN UP AND STAY UPDATED!
  • Instagram Social Icon
  • Facebook Social Icon
  • LinkedIn Social Icon
  • Twitter Social Icon

© 2019 by Jeri Wongiyanto

bottom of page