top of page
  • Google+ Social Icon
  • Twitter Social Icon
  • LinkedIn Social Icon
  • Facebook Social Icon

GEMINI MAN

  • Writer: Christian Ananta
    Christian Ananta
  • Oct 28, 2019
  • 2 min read

Pertarungan Melawan Kloning Sendiri


Oleh Jeri Wongiyanto

Pecinta dan Pengamat Film

KISAH prajurit super hasil kloning bukanlah hal yang baru di dunia film. Banyak film Hollywood yang mengangkat tema ini. Sutradara kawakan Hollywood asal Hongkong Ang Lee (“Life of PI’ (2012), “Hulk” (2003)) mencoba mengangkat kisah ini dengan bumbu sci fiction.


Sayangnya hasil modifikasi Ang Lee tidak sesuai harapan.Tidak ada penjelasan yang bagus untuk menerangkan bagaimana teknologi cloning ini dibuat. Hanya sekedar dialog yang terasa tempelan.


Untung saja aktor yang dipasang adalah Will Smith. Di film action terbaru berjudul “Gemini Man” ini ia berperan sebagai Henry Brogan. Ia adalah pembunuh profesional yang bekerja untuk Defense Intelligence Agency (DIA). Brogan sangat professional, ia tidak pernah gagal dalam melaksanakan tugasnya, menghabisi penjahat kelas atas yang menjadi musuh pemerintah. Di usianya yang sudah kepala lima, Brogan sudah membunuh lebih dari 70 orang dan memutuskan untuk pensiun.


Pada misi terakhir, Brogan menghadapi kenyataan lain, ia dibohongi oleh atasannya. Walaupun berhasil membunuh target, orang yang dibunuh bukanlah penjahat, melainkan orang yang tak berdosa. Ini yang membuat dirinya bimbang. Brogan mencoba mencari jawaban, namun ia malah menjadi incaran pembunuh bayaran lain.


Brogan juga diawasi oleh agen DIA bernama Dany Zakarweski (Mary Elizabeth Winstead), namun akhirnya penyamarannya terbongkar oleh Brogan yang belakangan ikut membantunya. Apalagi nyawa Dany juga dalam bahaya,

Dalam pelariannya, seorang pembunuh lihai menyerang. Kali ini Brogan kewalahan menghadapinya. Anehnya secara fisik, Sang pembunuh lebih muda dan gesit. Siapa sebenarnya pembunuh yang selalu tahu dimanapun mereka melarikan diri dan bersembunyi?


Akting Will Smith memang tak diragukan lagi. Apalagi memainkan peran tua dan muda, sudah menjadi ‘santapannya’ namun kali ini kurang meninggalkan kesan yang dalam. Adegan-adegan aksi yang dimainkannya lumayan memikat, Ang Lee menggarapnya dengan baik, dan nampak sangat real. Adegan tembak menembak dan kejar-kejaran dengan motor seru dan keren. . Sayangnya banyak adegan dialog panjang yang tak penting cukup mengganggu film ini, nyaris membosankan.


Hadir dengan teknologi 3D+ HFR (High Frame Rates), “Gemini Man” bergambar lebih tajam. Film ini tampil dengan 60 frames per second (film lain biasanya 48 frames per second). Seperti menyaksikan di layar LED raksasa. Dengan segala kekurangan teknis, hasil ujicoba Ang Lee dengan menggunakan teknologi ini patutlah diapresiasi. (*)

Comments


SIGN UP AND STAY UPDATED!
  • Instagram Social Icon
  • Facebook Social Icon
  • LinkedIn Social Icon
  • Twitter Social Icon

© 2019 by Jeri Wongiyanto

bottom of page