Fast & Furious: Hobbs & Shaw
- Christian Ananta
- Aug 1, 2019
- 2 min read
Duet Jagoan Melawan ‘Black Superman’

Oleh Jeri Wongiyanto
Pecinta dan Pengamat Film
DUA bintang film action papan atas, Dwayne Johnson yang berperan sebagai Hobbs dan Jason Statham sebagai Shaw, kembali menghibur para penggemar film action, lewat film spin off dari “Fast & Furious’ berjudul “Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw”.
Sebenarnya rencana film ini sudah tercetus sejak 4 tahun silam, sejak kepergian pemeran utamanya Paul Walker, apakah franchise film ini diteruskan atau tidak. Dan akhirnya film ini berlanjut hingga sekuel ke 8, berjudul “The Fate of The Firious” (2017). Bagi yang belum tahu, Shaw dikisahkan harus bertanggungjawab atas kematian Han (Paul Walker), sementara Hoobs adalah tokoh antagonis yang akhirnya menjadi pahlawan di sekuel ke-5. Keduanya yang kemudian menjadi sekutu di sekuel ke 8.
Aksi keduanya kemudian berlanjut ke film spin-off ini. Kedua musuh bebuyutan ini dipertemukan oleh agen berbeda yang mengharuskan bekerjasama dalam satu tim. Musuh yang dihadapi bukan sembarang penjahat, bernama Brixton Lore (Idris Elba) yang dijuluki Black Superman. Ia mengubah dirinya menjadi manusia robot yang kuat dengan senjata-senjata mematikan.
Brixton memiliki cairan virus berbahaya yang dapat melenyapkan penduduk bumi. Namun virus itu berada dalam tubuh Hattie Shaw (Vanessa Kirby), adik perempuan Shaw. Ada dua pilihan menyelamatkan virus itu, membunuh Hattie agar tidak menyebar atau merebut mesin pemindah virus di markas Brixton yang sangat berbahaya.
Hoobs dan Shaw terpaksa harus bekerjasama memutar otak dan mengerahkan ketangkasan mereka untuk menumpas Brixton sekaligus menyelamatkan sang adik agar tidak jatuh ke tangan Brixton.
Film ini mempunyai jalinan cerita yang cukup rumit namun berhasil disatukan oleh benang merah yang baik, skenarionya ditulis oleh Chris Morgan yang juga menangani skenario mulai sekuel ke-5 hingga ke-8.
Fast & Furious sudah menjadi jaminan sebagai film aksi yang seru. Film terbaru ini juga otomatis memanjakan mata penonton dengan aksi-aksi seru dan menegangkan. Banyak adegan-adegan aksi yang dibuat dahsyat dan dikemas dengan apik oleh sutradara David Leitch (“Deadpool 2” (2018)).
Kekuatan film ini tak hanya pada aksi-aksi laga yang ditampilkan, tapi juga adu akting Dwaney Johnson dan Jason Statham. Banyak kekonyolan yang menjadikan film ini juga sebagai aksi komedi. Sering terlihat satu sama lain saling mengejek dan iseng walaupun dalam situasi genting dan berbahaya. Penonton bisa diajak tertawa terbahak-bahak.
Film ini juga akan mengupas sisi lain Hoobs dan Shaw. Latar belakang kehidupan masa lalu, dibuat tidak sekadar tempelan, tapi justru makin membuat film ini jadi menarik. (*)
Comments